Banyak dari kita yang mengagumi sosok bulan, bahkan gak jarang dijadiin bahan gombalan para cowok buat ceweknya (kecuali buat para maho). Di sini gue gak mau ngebahas tentang percintaan yang dibumbui pake gombalan tentang bulan, ataupun tentang para maho karena gue bukan salah satu dari mereka (iya, gue bukan homo, gue tuh bajingan).
Kalo dipikir-pikir (gue pake otak, kalo lo?) bulan yang kita lihat itu selalu menampilkan sisi yang sama
kaya gini sisinya
Kenapa sih si bulan tuh gak mau nunjukin sisi yang lainnya? apa dia malu tuk dilihat sama pria setampan gue? ada apa sih dibalik sisi gelap bulan? mak lampir-kah?mak erot-kah?atau ada Sentinel Prime kaya di film transformers 3?
dan ternyata, inilah jawabannya
jeng... jeng...jeng
Bulan memendam misteri yang belum terungkap mengenai perbedaan bentuk dua sisinya. Bagian yang selalu menghadap ke Bumi (Near Side) lebih mulus daripada sebaliknya yang selalu terlihat gelap dari Bumi (Far Side) yang bergunung-gunung. Kenapa begitu kontras perbedaan itu? Dalam jurnal Natureedisi ke-476, 2011, Martin Jutzi dan Erik Asphaug, melempar hipotesis sisi bergunung-gunung itu adalah sisa-sisa bulan kedua Bumi yang mati muda.
Menguji hipotesa ini adalah salah satu tugas wahana kembar NASA yang dinamakan GRAIL (Gravity Recovery And Interior Laboratory). Hipotesa Dwi Bulan Martin dan Erik akan gugur bila umur bebatuan di sisi gelap tidak lebih tua daripada sisi terang.
Sekitar empat milyar tahun yang lalu, Bulan terbentuk sebagai sempalan lelehan material, setelah planet Theia dan Bumi bertabrakan. Sempalan itu mencelat ke angkasa dan menjadi dua satelit. Satelit pertama adalah Bulan yang sekarang terlihat di langit. Satelit kedua berukuran lebih kecil, kira-kira sepertiga ukuran Bulan sekarang.
Selama beberapa waktu, satelit kecil itu bertahan hidup. Namun akibat posisinya yang labil, pada satu ketika dia jatuh di haribaan saudaranya yang lebih besar. Si adik kecil jatuh cukup lambat, tapi energi benturan cukup panas untuk melumerkan permukaan Bulan.
Lumeran yang membeku membentuk permukaan mulus yang sekarang kita lihat. Ada pun sisa-sisa selebihnya terlempar dan jatuh di sisi gelap Bulan. Oleh karena itu lah, bebatuan di sisi terang semestinya lebih muda karena membeku lebih belakangan dibandingkan sisi gelap. Bagian yang gelap, semestinya lebih tua, karena lahir bersama kelahiran Bulan itu sendiri, baik si kecil atau saudaranya yang bongsor.
Selama ini kita hanya bisa melihat sisi terang itu karena rotasi Bulan seirama dengan perjalanan keliling Bumi. Sewaktu bagian bergunung-gunung ini menghadap Bumi, posisi Bulan berada di ‘bulan mati’. >sumber dari kampusiana kompas<
Ooooooh, jadi gitu. Lumayan menarik lah dari pada lumanyun narik becak.
Ooooooh, jadi gitu. Lumayan menarik lah dari pada lumanyun narik becak.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar