Begini ceritanya, waktu itu gue baru pulang dari kampus. Kira-kira maghrib gue nyampe. Maklumlah, profesi gue sebagai mahasiswa eksak mengharuskan gue menghabiskan sebagian besar waktu di kampus. Masuk kamar, ganti baju santai, terus ngaso bentar sambil nonton TV bareng dua mahluk imbisil, yaitu Syafi dan Nisa. Mereka adalah keponakan gue, dan mereka bukan anak kembar walaupun huruf vokal pada nama mereka sama. Syafi adalah abangnya Nisa, Nisa adalah adiknya Syafi. Iya, mereka berdua kakak adik.
Behubung gue nonton bareng anak kecil, udah pasti acara yang gue tonton adalah yang berbau anak-anak. Itu wajar, yang tidak wajar adalah bila anak-anak menonton acara gosip. Gila, mau jadi apa tuh anak kalo dari kecil tontonannya udah gosip. Bisa-bisa nanti muncul sekolah kegosipan dengan motto 'Tiada Hari Tanpa nge-Gosip". Dan sebagai guru mereka adalah presenter2 gosip terkenal like Feni Rose atau Nella Anne. (-_-").
Kembali ke acara TV yang gue tonton. Acaranya adalah kartun Sponge Bob, keponakan gue emang penggemar fanatik dari kartun dengan karakter busa pencuci piring yang nyasar jatuh ke laut ini. Paling gak itu lebih baik dari pada mengidolakan ratu gosip.
'De, lagi nonton apa?' tanya gue ke Nisa, 'lagi nonton spon bob om, tapi ini lagi iklan' jawab Nisa lengkap dengan suara cemprengnya. Gak lama berselang, muncul sebuah iklan dari sebuah produk makanan instan, tapi ini bukan dari golongan mie instan. Ketika melihat iklan itu, keponakan gue si Nisa langsung berdiri dan joget2 gak jelas kaya orang kesurupan kuntilanak yang salah gaul. Niat hati meniru tarian penari dalam iklan itu, apa daya tangan tak sampai. Gue cuma bisa ketawa kecil terus bengong liat polah keponakan gue yang paling bontot itu. 'Nisa kenapa fi?' tanya gue ke abangnya, 'Udah biasa ko om Nisa kaya gitu, tiap kali iklan itu pasti joget2' jawab Syafi kalem.'Ooooh' jawaban Oh yang gue keluarkan seperti ketika gue melihat seorang penari yang pecah kepalanya setelah menari terlalu ekstrim (ekstrim yang gue maksud adalah menari sambil menghantamkan kepala ke tembok bertubi-tubi, secara lo tuh penari, bukan Limbad) maka gue akan langsung bilang Ooooh sambil berdecak kagum.
'ko mamas gak ikutan nari?' tanya gue lagi, 'enggak lah, Syafi kan udah besar' jawaban yg sangat dewasa keluar dari mulut seorang bocah yang baru berusia 7 tahun, gue kagum sama keponakan gue satu ini. Tapi gak lama setelah itu, dia kembali meneruskan jawabannya yang mungkin akan membuat ilfil semua Om di bumi, 'lagian penarinya kan perempuan, coba kalo cowok' #gubrak. Kampret, gue kira nih anak dah bener2 paham tentang kedewasaan, ternyata masih cetek. Sempat pengin tanya lagi ke dia gimana kalo penarinya itu bencong, tapi gue urungkan niat itu sebelum gue dibikin ilfil untuk kedua kalinya.
Gue baru tau kalo ini adalah salah satu kebiasaan Nisa kalo ada tuh iklan pasti joget2 berusaha menirukan gaya penari yang ada di TV. Untung tariannya gak se-ekstrim yang gue bayangin, bayangkan kalo gerakan penari itu adalah kayang dengan satu tangan sambil menggeleng-gelengkan kepala kaya orang sawan, apakah Nisa masih mau menirukan? kalo mau pada tau, ya lo tanya aja ke Nisanya.
Semenjak kejadian itu, gue jadi tau satu hal kalo waktu itu sangat berharga. Jangan sampai waktu menjauhkan kita, bahkan buat gue sama keponakan gue, padahal kita satu rumah. Ternyata waktu berkumpul bersama keluarga itu penting banget, sesuatu yang mungkin udah jarang gue alami sekarang. Dengan keadaan gue sebagai mahasiswa yang dirumah mungkin cuma sehari dalam seminggu, dan abang2 gue yang udah punya keluarga masing2. But live must move on guys, meskipun waktu serasa menjauhkan kita, tapi secara sadar atau tidak, waktu juga yang mendewasakan kita.
Yapp, ini adalah foto keponakan gue Syafi sama Nisa, udah pada tau kan yang mana Syafi n yang mana Nisa?
kalo ini adalah iklan yang menginspirasi Nisa buat joget ala kuntilanak salah gaul, cekidot
WARNING
MENONTON VIDIO INI DAPAT MENYEBABKAN
ANDA MENARI TANPA HENTI SEPERTI BLATUNG KEPANASAN
BERPIKIRLAH SEBELUM MENONTON

Tidak ada komentar :
Posting Komentar